28 Oktober 2008

Mengapa harga lensa kamera DSLR itu mahal

Hari ini kurs dolar AS menembus angka 12.000! Buat mereka yang berencana membeli barang yang dibanderol dengan kurs asing tentu menggerutu karena kenaikan ini. Barusan baca di forum fotografi CHIP, ada juga yang mengeluhkan kenaikan harga kamera dan lensa-lensanya. Wajar memang, toh tanpa kurs harus naik pun, harga kamera (apalagi lensa) sudah terasa mahal. Saya tergerak untuk mengungkap kenapa lensa kamera DSLR kok harganya bisa mahal, bahkan berkali-kali lipat diatas harga kamera DSLR itu sendiri.

Bagi pemula seperti saya, memiliki sebuah DSLR bukanlah sesuatu hal yang mudah. Setelah giat menabung, mencari kamera yang harganya murah (tapi tidak murahan) dan rajin melakukan survey ke pasaran, berhasil mendapat Nikon D40 plus lensa kit saja rasanya sudah senang bukan kepalang. Soal lensanya yang cuma 'lensa kit' dengan range 18-55mm, buat saya untuk permulaan sih tidak masalah. Toh nanti bisa membeli lensa lain sesuai kebutuhan, pikir saya.

Masalah muncul ketika saya mulai mencari info seputar lensa yang ingin saya beli. Ternyata dari bermacam lensa yang ada di pasaran, harganya bisa berbeda amat jauh. Ada lensa yang dijual dengan harga dibawah sejuta, tapi ada juga yang hingga 50 jutaan (bahkan lebih). Nah lho, trus bagaimana ini? Apa yang membuat sebuah lensa bisa begitu murah (atau mahal)? Saya coba cari tahu dan bisa jadi inilah alasannya :
  • lensa adalah elemen optik yang dibuat dengan ketelitian tinggi, sedikit cacat dalam desain akan tampak dalam hasil foto nantinya
  • lensa punya bermacam panjang fokal dari wide hingga tele, masing-masing punya tingkat kesulitan tersendiri dalam produksinya
  • para desainer lensa harus berjuang keras meniadakan banyak masalah fisika dalam sebuah lensa, seperti flare, distorsi, vignetting, CA dsb
  • mendesain diafragma yang bukaan besar lebih sulit dari yang bukaan kecil, itulah kenapa lensa bukaan kecil (lensa lambat) seperti f/3.5 lebih murah dari yang lensa cepat (seperti f/2.8)
  • mendesain lensa zoom yang punya bukaan konstan jauh lebih sulit lagi, itulah mengapa lensa zoom seperti Nikon 70-200 f/2.8 harganya selangit
  • pesatnya peningkatan resolusi kamera DSLR menuntut lensa baru untuk lebih tajam, karena bila ketajaman lensa tidak bisa mengimbangi pesatnya kenaikan resolusi akan sia-sia
  • lensa merk alternatif mencoba memberi solusi lensa ekonomis (spt Sigma, Tamron, Tokina dsb), mereka memiliki quality control yang lemah sehingga banyak lensa kurang layak jual tapi lolos ke pasaran (bad copy)
  • lensa modern dipenuhi bermacam teknologi baru seperti motor micro AF dan stabilizer yang ujung-ujungnya menambah biaya produksi
  • para profesional rela membeli lensa berapapun mahalnya karena mereka mengerti kualitas optik dari lensa yang mereka beli, intinya duit gak boong..
Jadi kalau ada yang beranggapan bahwa membeli kamera DSLR saja sudah cukup, pertimbangkan lagi. Siapkan dana lebih untuk belanja lensanya juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar